Hannover, 19.2.2015
Pesan dari mama yang cantik
Lola Amaria memenuhi undangan kementrian luar negeri Jerman untuk hadir dalam ajang „Expert Film Maker“ Berlinale 2015 yang berlangsung selama 13 hari, tepatnya tanggal 3-15 Februari 2015 di Berlin, Jerman.
Pada kunjungannya kali ini, sineas muda ini juga meluangkan waktu untuk datang ke beberapa kota di Jerman, salah satunya Hannover, untuk menghadiri pemutaran film Inerie yang dilanjutkan dengan diskusi terbuka seputar tema sosial politik dan kesehatan di Indonesia. Acara yang berlangsung di Leibniz Universität Hannover ini diselenggarakan oleh BUGI e.V. (Bildung und Gesundheit für Indonesien), organisasi masyarakat di Hannover yang mengusung isu pendidikan dan kesehatan di Indonesia, bekerjasama dengan Kirchliche Entwicklungsdienst (KED), lembaga yang bergerak dalam bidang sosial politik dan Watch Indonesia e.V., organisasi masyarakat di Berlin yang menyuarakan isu hak asasi manusia, demokrasi, dan lingkungan hidup di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen dan aktivis kesehatan di Hannover dan sekitarnya. Film ini juga diputar oleh Watch Indonesia e.V. di Berlin pada tanggal 17 Februari 2015.
Dalam film Inerie (diambil dari nama gunung di Bajawa), yang berarti mama yang cantik, Lola Amaria mencoba memaparkan realita kehidupan di desa Tololela, Nusa Tenggara Timur, khususnya seputar isu layanan kesehatan yang mengerucut pada pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah Indonesia setempat (KJRI Hamburg), berhasil disimpulkan bahwa distribusi tenaga medis dan fasilitas layanan kesehatan di Indonesia masih kurang merata. Permasalahan di Tololela, Nusa Tenggara Timur, hanyalah pucuk dari gunung es yang harus dibongkar di Indonesia. Salah satu program BUGI e.V. adalah inisiasi dan pengembangan sekolah menengah kejuruan dan akademi paramedis di Indonesia untuk memperluas pilihan bagi mereka yang ingin bekerja dalam bidang layanan kesehatan. (R.A.K.S)